BANYUWANGI – Program pembinaan berbasis pondok pesantren (Ponpes) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi Kanwil Kemenkumham Jawa Timur patut diacungi jempol. Pasalnya, Warga Binaan yang tergabung dalam santri Ponpes At Taubah Lapas Banyuwangi itu mampu khatam Al-Quran sebanyak 14 kali dalam waktu seminggu.
Kegiatan khataman Al-Quran itu digelar secara rutin setiap harinya seusai pelaksanaan sholat dhuhur berjamaah yang bertempat di Masjid dan Musholla yang ada di dalam Lapas.
“Dalam satu hari santri Ponpes At Taubah khatam Al-Quran sebanyak dua kali, pelaksanaannya digelar di tempat yang terpisah, yakni di Masjid yang ada di blok timur dan Musholla yang ada di blok barat dan blok wanita, ” ujar Kepala Lapas Banyuwangi, Wahyu Indarto, Selasa (26/9).
Wahyu menyebut kegiatan khatam Al-Quran itu menjadi salah satu program dalam pembinaan berbasis pondok pesantren yang ada di Lapas Banyuwangi. Kegiatan tersebut sudah berlangsung selama lima bulan terakhir.
“Sebelumnya kegiatan khataman Al-Quran hanya dilaksanakan pada hari Jum’at saja, saat ini telah berlangsung setiap hari, ” ungkapnya.
Wahyu menjelaskan bahwa kegiatan khataman rutin itu terinspirasi dari pelaksanaan ibadah rutin yang berlangsung selama bulan Ramadhan. Ia melihat Warga Binaan, khususnya para santri sangat antusias dan semangat mengikuti kegiatan tersebut.
Baca juga:
Memaknai Kehidupan Melalui Nuzulul Qur’an
|
“Kami melihat pada bulan Ramadhan kemarin Warga Binaan ini sangat antusias, karenanya kami rutinkan setiap hari menggelar kahataman Al-Quran, ” terangnya.
Santri yang mengikuti kegiatan tersebut setiap harinya berjumlah 60 orang. Masing-masing santri menyelesaikan satu juz dari Al-Quran.
“Sehingga dalam sehari mereka mampu menyelesaikan 60 juz atau khatam Al-Quran dua kali, ” katanya.
Dengan adanya kegiatan rutin tersebut, Wahyu berharap Warga Binaan melakukan introspeksi diri dan bermuhasabah bahwa dengan membaca Al-Quran dapat menjadi salah satu petunjuk dan pedoman dalam kehidupan.
“Harapannya mereka dapat mempelajari dan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan, agar mereka tidak salah arah dan kembali ke jalan yang benar, ” pungkasnya. (Humas Lapas Banyuwangi).